Oleh Faiez H. Seyal
Harga Rp 48.000
Hanya dengan motivasi, berpikir dinamis.dan berdzikir secara aktif, manusia memiliki kesadaran seutuhnya tentang peradaban yang akan dibangun. Kesadaran yang utuh tersebut sangat diperlukan dalam kerangka evaluasi terhadap gerak langkah masa lampau, strategi hari ini, dan rencana matang dan brilian di kemudian hari. Dan itu semua hanya dapat tercapai jika kita selalu melakukan gerak perubahan terhadap nalar, persepsi, dan cara pandang kita ke arah yang lebih segar.
Sejatinya manusia harus mampu terus memacu dan memicu motivasi yang baru, demi melahirkan sebuah cara pandang yang akan selalu baru. Hal ini selaras dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"... Sesungguhnyo Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendir/..."(Ar-Ra'du: II).
Apa yang disuguhkan dalam buku ini sangat positif karena mengandung tips-tips yang sangat dibutuhkan siapa saja yang tengah gundah dan putus asa dalam mengarungi kehidupan yang semakin berat dan kompleks ini. Menurut penulis, tak ada formula yang cukup memadai dalam menaklukkan kerasnya kehidupan dunia, kecuali dengan satu kunci, yaitu mengubah perspektif. Karena, sejatinya dunia ini diciptakan oleh Allah dalam kondisi baik dan hanya untuk diisi dengan kebaikan.
Buku ini juga menyuguhkan solusi cerdas bagaimana hanya dengan mengubah cara pandang dan merevisi motivasi menuju arah yang lebih baik, masyarakat dapat menghindari sikap saling menyalahkan dan suka mengeluh. Apa yang disuguhkan dalam buku ini berujung pada sebuah semangat untuk membangun kepercayaan diri yang tebal dan membuang jauh-jauh rasa minder dan ciut nyali. Seakan dan memang sebenarnya, penulis ingin mengatakan bahwa yang terpenting bagi manusia bukanlah apa yang telah ia hasilkan dan dapatkan, tetapi apa yang diinginkannya melalui aktif berpikir dan berdzikir secara benar. Buku ini masuk dalam katagori the organic text, sebuah tips yang tidak sekadar wacana, tetapi sangat menyatu dengan nuansa pengalaman, empiris, dan faktual. Hanya dengan perpaduan antara wacana dan realitas, sebuah nilai kebajikan akan sarat makna dan hidup akan semakin lebih hidup. (Arif Fahrudin/Majalah Hidayatullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar